KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Kamis (21/12/2023) sejumlah guru ASN penerima Tambahan Penghasilan (Tamsil) atau guru tidak mendapatkan Tunjangan Profesi Guru (TPG). Dimana guru dari berbagai sekolah asal Kota Bima ini mempertanyakan pencairan Tamsil yang selalu di korbankan atau bahkan selalu dianaktirikan.
Sebab pencairan tamsil ini yang seharusnya diterima rutin secara Triwulanan (3 bulan sekali) yang nilainya Rp. 250 ribu perbulan atau diterima Rp. 750 ribu per triwulan. Nah, tapi kenyataannya dari dulu sampai sekarang selalu di rubah-rubah tata cara pencairannya, seperti yang terjadi pada akhir Tahun 2023 (Triwulan Ke-4) ini mengalami perubahan yang dratis. Yakni tidak terima lagi 3 bulan sekaligus, tapi hanya untuk 2 bulan saja (Bulan Oktober – November) dan akan diterima bulan Desember 2023 ini, sedangkan sisanya 1 bulan (Desember, red) lagi akan dicairkan pada Januari 2024 rencananya, demikian ujar para guru penerima Tamsil ini pada Tupa News yang identitasnya dirahasiakan.
Masih kata mereka (Nara sumber terpercaya), tanda tangan pencairan untuk 2 bulan (Oktober – November 2023) itu baru saja ditandatangani oleh pihaknya pada Minggu ke-4 bulan Desember ini di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima. Pertanyaan kami cukup singkat saja pak wartawan, kenapa hanya penerima Tamsil saja yang selalu dikorbankan, dan tidak diberlakukan pada penerima TPG walaupun sekali-kali dong. Soalnya, mereka (Guru) penerima TPG ini rutin terima pencairannya setiap triwulan yang nilainya fantastis dari Rp. 9 Juta hingga Rp. 12 Juta lebih setiap triwulannya. “Kami merasa kecewa dengan sikap dinas Dikpora dan Pemerintahan Kota (Pemkot) Bima yang selalu mengorbankan para guru Tamsil yang berjumlah hingga 500 orang ini,” bebernya.
Parah dipenghujung Tahun 2023, Tamsil guru hanya 2 bulan saja di bayarkan TW 4 (Triwulan) sedangkan sisa 1 bulannya di bayarkan tahun depan, kenapa dan ada apa ini dan Kenapa tiap tahun guru penerima tamsil saja yang di perlakukan seperti ini. Sementara yang TPG selalu di bayar full, kenapa tidak penerima TPG aja yang di korbankan sekali-sekali. “Kami dari guru penerima Tamsil tiap tahunnya, selalu dianaktirikan,” tegasnya lagi.
Menutup wawancara ini, para korban Tamsil ini menyampaikan, semoga dengan pemberian ini Pemkot Bima dan dinas Dikpora mau berbenah diri dan ada dampak (efek) sosialnya terhadap pemberian ini dan mohon diberikan pencerahan yang jelas agar terang menderang. Pasalnya, kalian (Pemkot dan Dikpora, red) hanya selalu mengeluarkan pernyataan “Tidak ada uang”, itu terus dan terus menerus selalu jawabannya demikian. “bosan juga kami mendengar alasan yang sama setiap tahunnya,” tutupnya. (TN – 01)
COMMENTS