Pulau Bungin, sebuah permata tersembunyi di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menghadirkan keindahan yang menakjubkan meskipun ukurannya yang kecil. Pulau ini tidak hanya terkenal karena menjadi salah satu desa terpadat di dunia, tetapi juga karena cerita unik tentang perluasan wilayahnya.
Dengan luas tanah hanya 8,5 hektare, Pulau Bungin memukau dengan panorama alam tropis yang mempesona. Pantai-pantai berpasir putih yang terbentang luas di sekitar pulau, air laut yang jernih, dan hamparan langit biru yang tak terbatas menambah pesona alamnya yang luar biasa. Ketika matahari terbenam, warna-warni yang menciptakan lanskap senja yang dramatis menjadi momen yang tak terlupakan bagi para pengunjung.
Keistimewaan Pulau Bungin juga terletak pada kehidupan masyarakatnya. Sebagian besar penduduknya adalah Suku Bajo, yang awalnya berasal dari Sulawesi Selatan dan telah lama menetap di pulau ini. Tradisi mereka dalam membangun wilayah pulau dengan cara menimbun laut menggunakan batu-batu dan tanah, merupakan bukti keuletan dan kecerdasan dalam beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Kehidupan sehari-hari di Pulau Bungin menampilkan kearifan lokal yang khas dan ramah, mencerminkan kekayaan budaya mereka yang unik. Perahu tradisional yang digunakan untuk menjelajahi perairan sekitar pulau adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan nelayan di sana. Makanan laut segar yang melimpah menjadi hidangan utama yang menambah pengalaman kuliner yang autentik bagi pengunjung.
Melansir dari indonesiabaik.id, Di provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat satu pulau terpadat di dunia. Pulau itu adalah Pulau Bungin. Pulau Bungin, adalah suatu pulau di Indonesia timur yang memiliki penduduk lebih dari 3000 jiwa atau 900 kepala keluarga dengan luas tanah hanya 8,5 hektare. Sebagian besar warga di pulau ini merupakan Suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Awal mulanya, Pulau Bungin hanya seluas 4x10 meter namun lama kelamaan menjadi luas karena tradisi masyarakat Bungin pada waktu itu untuk menimbun laut dengan batu-batu dan tanah untuk tempat tinggal. Penduduk Pulau Bungin mayoritas bekerja sebagai nelayan. Warga Bungin memiliki ikatan yang erat dengan pulau yang mereka tinggali ini sehingga sangat jarang orang yang pergi merantau. Akibatnya, pertumbuhan penduduk di sini sangat pesat. Satu rumah disini bisa dihuni oleh 2 sampai 3 kepala keluarga.
Pulau Bungin, dengan segala keunikan alam dan budayanya, merupakan tempat yang ideal bagi mereka yang ingin menjelajahi keindahan alam Indonesia yang masih alami dan menyatu dengan kehidupan lokal yang kaya akan tradisi dan warisan. Dengan begitu, Pulau Bungin tidak hanya menawarkan pesona alam yang memesona. (***)
COMMENTS