KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Buntut kenaikan dan kelangkaan gas LPG 3 kg yang hingga saat ini masih dirasakan masyarakat Kota Bima, Salah satu Warga Kota Bima datangi Kantor Koperindag Kota Bima dengan membawa tabung gas LPG 3 kg kosong, Selasa (26/03/2024).
Harga LPG 3 Kg yang sampai saat ini di Kota Bima yang harganya tembus hingga berkali lipat tersebut menimbulkan lahirnya kemurkaan salah satu warga Kota Bima Eldan, S.Sos. Kepada media ini ia mendesak Pemerintah melalui OPD terkaitnya yakni Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) untuk segera mencabut ijin sejumlah pangkalan nakal yang menaikan harga dan memberikan quota kepada para pengecer. “Segera cabut izin pangkalan yang melanggar aturan guna menghindari kelangkaan dan kenaikan di Kota Bima ini, ” ujar Eldan.
Menurutnya, langkah pencegahan kelangkaan gas elpiji di Kota Bima, Pemerintah harus membuat dan memberikan izin untuk pembuatan pangkalan LPG bagi pelaku Usaha Mikro, Nelayan sasaran, petani sasaran , sesuai keputusan Mentri ESDN Nomor : 36.K/M/MG.01/2023 tentang pendistribusian tepat sasaran. “Selain itu, Bentuk tim perkelurahan agar pengawasan terhadap Pengkalan yang nakal dan pangkalan yang nakal harus di cabut izinnya tanpa kompromi karena sudah menyengsarakan rakyat, ” tegas pria jangkung yang juga Ketua Rumah Aspirasi Kelurahan Rontu tersebut, singkatnya.
Terpantau kehadiran seorang warga di dinas koperindag ini, juga sudah beredar dimedsos baik di beranda Facebook maupun YouTube. Dalam video tersebut tergambar seorang “Eldan” sambil membanting gas LPG seberat 3 Kg itu diatas meja kerja di ruang utama kantor Diskoperindag Kota Bima, sambil menjelaskan : gas langkah dan harganya meroket, ini solusinya dan segera cabut ijin bagi pengecer yang dinilai nakal atau menjual diatas HET (harga yang sudah ditentukan). Hal ini juga dimanfaatkan oleh oknum warga yang bukan agen maupun pengecer dengan menjual gas LPG 3 Kg secara pribadi dari harga 30 – 50 ribu per tabungannya. “Rakyat makin terjerit pak, kalau tidak ada gas, masyarakat mau masak makan pakai apa. Ini bulan Ramadhan pak, seharusnya masyarakat muslimin (Islam) konsentrasi pada ibadah puasa bukan harus diperlakukan seperti ini,” pungkasnya. (TN – 02)
COMMENTS