![]() |
Usai Tim Sekolah Puncak (Peri Asli Lela Mase) bakar alat peraga inovasinya, langsung di bersihkan oleh karyawan BRIDA Kota Bima, Senin (08/05/2023) pagi menjelang siang. |
KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Pagi ini, Senin (08/05/2023), salah satu Pegawai BRIDA Kota Bima sedang membersihkan sisa media inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) “PERI ASLI LELA MASE” yang mendapat Juara 1 Tingkat Kota Bima. Dalam perjalanan menuju untuk pameran tingkat NTB namun secara tiba2 dibatalkan oleh Adhi Aqwam, ST., M.Eng., M.Sc selaku Kepala BRIDA Kota Bima.
Peserta melakukan aksi pembakaran ini adalah bentuk protes atas tindakan pihak BRIDA Kota Bima yang “melecehkan” nilai nilai inovasi anak negeri. (Demikian bunyi status Facebook salah satu nitezen bernama Sekon Asikin pada Senin (08/05/2023) sekitar pukul 11.30 Wita yang dicopas media ini.
Menindaklanjuti informasi tersebut, Hidayaturrahman, S.Pd.Gr guru hebat milik SMP Negeri 12 Kota Bima selaku pemilik Inovasi “PERI ASLI LELA MASE” yang ditemui wartawan di jalan Soekarno Hatta tepatnya di Kelurahan Penaraga membenarkan hal tersebut. Hal itu dilakukan dirinya bersama Tim-nya, sebagai bentuk kekecewaan pihaknya, setelah mendengar pernyataan seorang Kepala BRIDA Kota Bima Adhi Aqwam yang menghubungi dirinya via telepon selulernya pada Senin (08/05/2023) sekitar Pukul 09.23 Wita (waktu pagi). “Dalam pembicaraan tersebut, Pak Adhi Aqwam menyampaikan pada dirinya bahwa inovasi “PERI ASLI LELA MASE” di cancel (dibatalkan),” ujarnya seraya mengutip pernyataan Pak Adhi Aqwam.
Parahnya lagi, Senin pagi itu dirinya bersama timnya dihubungi pas berada di posisi di jalan negara tepatnya di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima dengan menggunakan kendaraan pribadinya (roda empat), menuju Lombok dalam rangka mengikuti Lomba TTG Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat Rabu (10/05/2023) besok. “Saya harus putus asa dan kecewa mendengar pernyataan Kepala BRIDA itu, bahwa tim-nya di cancel,” terang Hidayaturrahman.
Sehingga mendengar arahan Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima itu, Yats (sapaan akrab Hidayaturrahman), langsung banting stir bertolak kembali menuju Kota Bima dan mendatangi Kantor BRIDA setempat. “Sehingga kami langsung membakar alat peranga inovasi “PERI ASLI LELA MASE” dimaksud di halaman Kantor BRIDA setempat. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan kami pada BRIDA Kota Bima yang tidak menghargai jerih payahnya yang menciptakan inovasi dari Sekolah Puncak,” ucapnya dengan penuh rasa kecewa.
Terkait kekurangan alat peraganya, seperti pihak BRIDA mengusulkan pipa yang bening (transparan) agar bisa dilihat proses airnya ketika saat lomba di tingkat provinsi nanti. Menurut Yats, sebenarnya sudah kita talangi dengan memasang kaca di pipa dimaksud. Pasalnya, hingga ke Mataram (Lombok) tidak ada yang jual pipa bening, terang Yats.
Sementara itu, Kepala BRIDA Kota Bima Adhi Aqwam pada wartawan Senin siang menjelaskan, dari 6 inovasi milik Kota Bima yang akan diberangkatkan ke tingkat Propinsi NTB, sejak Kamis lalu sudah diminta pihaknya untuk membawa alat peraganya untuk dicros cek oleh pihaknya (BRIDA).
Sehingga pada Jum’at (05/05/2023) pak Walikota Bima H. Muhammad Lutfi langsung turun cek ke Kantor BRIDA, namun inovasi “PERI ASLI LELA MASE” hingga berita ini ditulis belum datang membawa alat peraganya untuk di cek kekurangan untuk dilengkapi. “Memang via telepon selulernya, dirinya (Yats, red) melaporkan tidak bisa menyetor alat peraganya. Pasalnya, alat peraga tersebut disimpan dirumah salah seorang timnya yang masih berada di luar daerah (Kabupaten Sumbawa, red),” kata Adhi Aqwam mengutip pernyataan Yats.
Dari beberapa catatan timnya, bahwa beberapa alat peraga duta Kota Bima yang akan tampil di tingkat provinsi, memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, termaksud inovasi milik “PERI ASLI LELA MASE”. Sehingga sengaja kami panggil pemilik inovasi untuk membawa alat peraga untuk dilengkapi.
Kata Adhi Aqwam beberapa hal kekurangan alat peraga dimaksud untuk inovasi milik Yats ini harus melengkapi kekurangannya, seperti uji laboratorium tentang air keruh menjadi air bersih (apakah bersihnya air tersebut sesuai hasil uji lap). Sebenarnya sejak Kamis kemarin kami menunggu alat peraga dimaksud, tapi apa jadinya hari ini (Senin, red) pemilik inovasi dan bersama timnya datang membanting (merusak) dan membakar alat peraganya di halaman Kantor BRIDA Kota Bima,” beber Adhi Aqwam.
Dengan melihat proses pembakaran alat peraga milik Yats tersebut, tentu kami kaget dan kami was-was akan terjadi kebakaran (merambat) ketempat lainnya. Sehingga pihaknya memadamkan api dengan air kerang yang ada dalam wilayah BRIDA ini. “Sebagai barang buktinya, minyak tanah (BBM), korek api dan sisa alat peraga milik Yats masih kami simpan di kantor BRIDA,” bebernya. (TN – 01)
COMMENTS