
Pemotongan nasi tumpeng tandai milad kr-19 PBI yang sederhana.
BIMA dan GOWA, TUPA NEWS.- Perguruan Silat “Putra Bima” Indonesia atau disingkat PS-PBI lahir di Bima 14 Januari 2006 dan kini Tahun 2025 dan genap berumur 19 Tahun. Tepatnya pada Minggu 19 Januari 2025 pagi menggelar Milad Ke-XIX di Aula Kampus Akademik Kebidanan (Akbid) Surya Mandiri Bima (SMB) yang dihadiri oleh Pengurus Daerah (PD) Kota Bima dan Kabupaten Bima, acara tersebut terlaksana atas dukungan dari orang tua murid maupun beberapa pengurus lainnya. Seperti Nasi Tumpeng adalah sumbangan dari Mama Rafa dari Ranting SDN 5 Rabangodu Utara, sedangkan konsumsi disumbang oleh Suhada dan Hikmawati dari Cabang Palibelo serta Tiara Ramadhan dari Cabang Rasanae Timur, sedangkan gedung adalah sumbangan dari Yayasan SMB Umi Emi yang juga memiliki putra yang latihan di basecamp SDN 5 Rabangodu Utara.
Milad PBI Ke-19 tersebut ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng yang dilakukan Pendiri Perguruan Khairul, S. Sos dan Agussalim didampingi Pendekar Besar Ahyar, S. Pd dan Arif, S. Sos,. M. Ap. Milad tersebut juga dirangkai pengesahan anggota baru Angkatan Ke-20 Tahun 2025 dan Pelantikan Kenaikan Tingkat ke Kuning, Oranye, Hijau dan Biru. Untuk pengesahan anggota baru tersebut secara simbolis bagi pesilat dari Rangting Pondok Pesantren Ash – Shiddiqia Kota Bima, sedangkan kenaikan tingkat merupakan pesilat dari Daerah Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.
Untuk Pengurus Wilayah (PW) Propinsi Sulawesi Selatan juga menggelar acara Milad yang sama, yang berlangsung di Jl. Macanda Romangpolong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, di Gowa sendiri acara milda tersebut dipimpin oleh Pendekar Muda Ismail Idhar.

Pemotongan kue tar tandai milad PBI ke-19 di Gowa dan Makassar Tahun 2025.
Dalam amanat dan laporan dewan penguji yang disampaikan Pendiri Utama Khairul, S. Sos menganyampaikan terima kasih kepada Umi Emi yang telah memberikan ijin pinjam pakai Aula AKbdi SMB yang merupakan aula berlantai dua dan VIV dan terima kasih pula kepada wali murid dan anggota yang menyumbangkan konsumsi untuk kegiatan milad ini. “Milad kali ini mengangkat Tema : Kesatria Teruji Tak Butuh Pujian. Diantarnya yang berati kesatria yang teruji tidak harus terkenal tapi dikenal, mengingat usia ke-19 tahun adalah usia dimana sudah dianggap dewasa dan mulai masuk fase dewasa muda,” ujarnya.
Pendiri ini juga menceritakan tentang sejarah lahir perguruan ini, perguruan yang melambangkan Burung Garuda ber-Kepala Dua dan “Golo Monca” senjata khas (Kris/Golok) Bima. Burung Garuda ber-Kepala Dua bermakna (kemuliaan, setia dan berani), sedangkan Golo Monca melambangkan (kekuatan, kebijaksanaan dan spiritualitas). PBI yang memiliki kata Sesanti Maja Labo Dahu adalah kesatria yang selalu menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, PBI juga memiliki seragam Khas sendiri yakni Biru Dongker Lis Hitam yang bermakna biru dongker (asalku) dan lis hitam (silatku). “Jadi perlu diketahui oleh para calon anggota dan anggota baru, bahwa perguruan ini beraliran silat. Sebab dalam sejarah bangsa ini, bahwa di bagian Timur di kenal dengan Silat dan bagian Barat di kenal dengan Pencak, sehingga di ikat dalam kesatuan menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) atau dikenal dengan Cabang Olahraga Pencak Silat,” bebernya.
Cuman di Bima ini sebelumnya di kenal dengan Gantao (beladiri tangan kosong), Putu Sila (beladiri kuncian dan pematahan). Hal ini terbukti dalam sejarah Bima – Dompu diawali dengan Mpaa Sila yang berasal dari Kampung Rasanggaro Desa Matua Kecamatan Poja Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Mpaa Sila ini sendiri adalah bentuk seni bela diri yang bergaya permainan silat tradisional. Berbeda dengan silat tradisional dari daerah lain, silat ini (Sila, red) merupakan permainan dengan menggunakan pedang.
Nah, dengan melihat sejarahnya, kedua permainan ini memiliki usia yang sudah sangat panjang. Kala itu ada dua orang pedagang dari negara Arab bernama Huma dan Banta datang ke Bima dan Dompu untuk menyebarkan agama Islam. Dalam perjalanan tersebut kedua pedagang asal Arab ini pun mengenalkan silat tradisional yang sebenarnya digunakan untuk memeriahkan acara perkawinan atau khitanan masyarakat. Jadi silat tradisional ini pada mulanya adalah permainan musiman saja. Jadi pusat Perguruan Mpaa Sila dan Gantao adalah di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Pada waktu itu terkenal dengan tiga orang pendekar berdarah Bugis bernama Talibo, Pata Epa dan Pata Elo.
Selain itu, latihan (bergabung) di silat ini akan mendapatkan keterampilan, budi pekerti, pembentukan kepribadian, religius dan semangat kebangsaan. Menutup amanatnya, Pendiri Khairul saat ini PBI sudah memiliki basecamp latihan dibeberapa daerah, seperti Raja Ampat (Propinsi Papuan Barat), di Gowa dan Makassar (Propinsi Sulawesi Selatan) dan di Dompu (Pekat dan Kempo), sedangkan Kabupaten Bima dan Kota Bima menyebar di beberapa sekolah, tutupnya. (TN – 01)
COMMENTS