HomeKota Bimaasn

PPPK Prioritaskan Eks K-II, Pegawai Non ASN “Kecewa”

Sumber foto geogle, salah satu proses tes PPPK Tahun 2023 di salah satu daerah.

KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Tahapan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tenaga teknis sudah diumumkan beberapa hari yang lalu. Namun kabar ini kadang juga menjadi kabar duka bagi peserta yabg belum beruntung (belum lulus), akhirnya gelombang kekecewaan pun ramai disuarakan para peserta seleksi baik secara teratur dimedia sosial maupun dimedia masa, salah satunya seperti di Kota Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Dalam pengumuman itu, hasilnya menunjukkan tenaga honorer kategori (K-II) diprioritaskan meskipun nilainya kecil dengan mengalahkan peserta Non ASN yang nilai tertinggi atau lebih tinggi. Akibatnya, peserta Non ASN atau honorer yang tidak mengetahui aturan tersebut meraih nilai tertinggi harus mengakui kalah dari K-II yang nilainya lebih kecil.

Pada media ini, salah seorang peserta yang enggan disebutkan namanya dalam chatting pribadinya menyampaik, saya maupun peserta lainnya merasa dirugikan oleh aturan main seleski PPPK ini, sehingga dirasa percuma mengikuti seleksi, jika hasilnya sudah ditetapkan sebelumnya. “Coba sebelumnya saya tahu ada aturan yang prioritas K-II, pastinya saya tidak akan ikut karena rugi waktu dan biaya,” ujarnya dengan nada penuh kekecewaan.

Untuk diketahui, yang termasuk ke dalam golongan Eks K-II adalah pelamar yang terdaftar dalam pangkalan data atau database eks K-II dan melamar pada instansi pemerintah tempat bekerja saat mendaftar. Sedangkan mereka yang termasuk golongan non-ASN adalah pegawai yang melamar pada instansi pemerintah tempat bekerja saat mendaftar. Wajib paling sedikit memiliki 2 tahun masa bekerja terus menerus pada instansi yang dilamar.

Sudah jelas pemerintah (Negara) ini mengadakan Tes CPNSD dan sekarang istilah seleksi P3K bertujuan untuk mengurangi angka pengguran. “Di Bima sudah banyak kampus yang sudah berubah nama menjadi Universitas dan tentunya akan banyak mencetak sarjana dari berbagai jurusan setiap tahunnya. Pertanyaannya, mau dijadikan apa ijasah tersebut karena SDM-nya tidak dipakai,” bebernya. (TN – 02)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0