KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, Tahun 2020 akan menjadi tahun terakhir pelaksanaan ujian nasional (UN). UN pada Tahun 2021 akan diganti dengan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang didalamnya adalah tentang Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter dan survey lingkungan Belajar. Asesmen Nasional (AN) ini bertujuan untuk memotret/memetakan mutu satuan pendidikan jadi, UN dan AN persamaannya sama-sama untuk mengevaluasi mutu pendidikan tetapi perbedaannya UN hanya menilai siswanya saja atau kemampuan siswanya.
Sedangkan AN menilai kepala sekolah, guru dan siswanya sehingga dapat terlihat potret pendidikan di masing-masing satuan pendidikan. Sehingga tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian nasional, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi minimum siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi.
“Literasi di sini bukan hanya kemampuan membaca, tetapi kemampuan menganalisis suatu bacaan, dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan kompetensi numerasi berarti kemampuan menganalisis menggunakan angka. Dua hal ini yang akan menyederhanakan asesmen kompetensi minimum yang akan dimulai Tahun 2021.
Menyabut hal tersebut Kota Bima melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) secara serentak mengelar Simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) jenjang SD, MI dan Paket A mulai Senin (18/10/2021) hingga Jum’at (22/10/2021). Pihak dinas yang dikonfirmasi media ini, melalui Kasi Kurikulum Bidang Dikdas Endang Kurniawati, M.KPd mengatakan, sejumlah SD se Kota Bima sebanyak 80 sekolah dan terdapat dua sekolah yang tidak ikut karena sekolah baru belum ada siswa kelas 5 yaitu SD ITQ Arrahman dan Laskar Pelangi.
“Peserta yang ikut adalah siswa Kelas 5 sebanyak masing-masing 30 peserta dan 5 orang cadangan masing-masing pula. Kecuali Sekolah Penggerak, peserta yang ikut dari kelas 4 dan 5 sebanyak 70 orang peserta dengan cadangan dan simulasi ini menggunakan IT (Information Technology),” ujarnya saat dikonfirmasi via telepon selulernya Senin (18/10/2021) siang.
Sementara itu, dari pantauan langsung media ini Senin (18/10/2021) ketika mendatangi beberapa sekolah (sebagai sampel), seperti di SDN 1 Melayu, SDN 35 Nungga, SDN 47 Kodo dan SDN 6 Kodo nampak disetiap sekolahnya mengalami kekurangan perangkat komputer, sehingga para siswa yang ikut kegiatan tersebut harus menggunakan sistem shift (bergiliran). (TN – 01)
COMMENTS