MATARAM, TUPA NEWS.- SDN 28 Melayu Kota Bima mencuri perhatian publik dalam pameran Bulan Merdeka yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Acara ini diorganisir oleh tiga lembaga utama Propinsi Nusa Tenggara Barat : Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP), Balai Guru Penggerak (BGP) dan Kantor Bahasa NTB. Sebagai Sekolah Penggerak angkatan pertama, SDN 28 Melayu bersama beberapa guru penggeraknya memamerkan berbagai praktik baik dan aksi nyata dari implementasi Kurikulum Merdeka.
Dalam pameran tersebut, SDN 28 Melayu menampilkan berbagai produk dan hasil proyek yang menguatkan Profil Pelajar Pancasila. Beberapa karya yang dipamerkan termasuk maket Uma Lengge yang megah, sebuah miniatur dari rumah adat khas Bima, dan langgar kuno yang luar biasa. Produk-produk ini tidak hanya menunjukkan kreativitas dan keahlian teknis para siswa, tetapi juga memperkenalkan warisan budaya Bima kepada pengunjung.
Kepala SDN 28 Melayu, Nurfatuh, S.Pd., dengan bangga menyatakan, “Penampilan kami di pameran ini adalah bukti nyata bahwa Kurikulum Merdeka mampu membuka ruang bagi siswa untuk berinovasi dan berkreasi. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga menerapkannya dalam proyek-proyek yang konkret dan bermanfaat,” ujarnya.
Selain produk kreatif, para siswa juga menampilkan pertunjukan seni yang memukau, termasuk tarian tradisional dan modern yang diiringi musik daerah dan Nasional. Penampilan ini berhasil menyedot perhatian pengunjung dan memperkaya nuansa budaya dalam pameran.
Pameran Bulan Merdeka ini menjadi momen penting untuk menunjukkan kolaborasi efektif antara siswa, guru, dan lembaga pendidikan. Melalui Kurikulum Merdeka, SDN 28 Melayu mampu mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kegiatan pembelajaran. Produk-produk yang dipamerkan mencerminkan dedikasi dan kerja keras para siswa dalam mengembangkan potensi mereka. “Semangat kebersamaan dan inovasi ini harus terus kami kembangkan. Kami berharap, apa yang kami tampilkan di sini bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi Kurikulum Merdeka dan menciptakan program-program inovatif yang mampu mengembangkan potensi siswa secara maksimal,” tambah Nurfatuh.
Dengan semangat ini, SDN 28 Melayu Kota Bima tidak hanya berkontribusi pada pendidikan lokal, tetapi juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana pendidikan yang berakar pada nilai-nilai kebangsaan dan budaya dapat menghasilkan generasi yang kreatif, inovatif, dan berkarakter kuat. Pameran ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk terus berinovasi dan menerapkan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran mereka. (TN – 02)
COMMENTS