HomeBimaFigur

Aan Sapoertra Bima, Seniman Sejati Yang Tumbuh Dari Akar Budaya Dana Mbojo

Aan Sapoertra Bima (Baju hitam bergaris) dan Uda Gedys (Baju hijau berkacamata).

BIMA, TUPA NEWS.– Nama Aan Sapoetra Bima kini dikenal luas sebagai salah satu ikon budaya dan seni Bima. Namun siapa sangka, perjalanan panjang seorang Aan Sapoetra di dunia seni dimulai dari usia yang sangat muda. Uda Gedys Bima, sahabat karib Aan sejak kecil, menjadi saksi tumbuhnya bakat luar biasa itu. “Saya ini teman sekelas Aan sejak SD, di SDN 7 Rai Oi, Kecamatan Sape. Dari kecil, saya sudah melihat sendiri bakat luar biasanya. Ia sudah bisa menyanyi dengan teknik suara yang matang, bahkan sudah mahir bermain gitar di usia yang masih sangat belia,” kenang Uda Gedys, saat diwawancarai.

Menurutnya, Aan kecil sudah mampu menarik perhatian banyak orang karena suara merdunya dan keberaniannya tampil di depan umum. Tak hanya sekadar berbakat, Aan juga kerap memenangkan lomba nyanyi, termasuk menjadi juara dalam ajang lomba menyanyi tingkat Kabupaten Bima. “Bayangkan saja, masih SD sudah bisa menjuarai lomba menyanyi se-Kabupaten. Itu bukan hal yang biasa. Dari situ, kami semua tahu, Aan bukan anak biasa. Ia diciptakan untuk seni,”

Bakat itu tidak hanya berhenti sebagai cerita masa kecil. Hingga hari ini, eksistensi Aan Sapoetra di dunia seni tetap bertahan kuat. Ia terus berkarya, menciptakan lagu-lagu yang tidak hanya enak didengar, tetapi juga kaya akan nilai budaya lokal. Lagu “Mori Kese” menjadi salah satu karya monumental yang membuat namanya melekat di hati masyarakat.

Selain sebagai penyanyi dan pencipta lagu, Aan juga dikenal sebagai budayawan dan konseptor musik. Ia merupakan penggagas musik kolaborasi akbar yang melibatkan berbagai genre dan instrumen tradisional, menyatukan seniman lokal dalam panggung besar yang penuh makna.

Dedikasi Aan terhadap seni telah membawanya bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas seni non-birokrasi. Bahkan, sebelum Kota Bima resmi menjadi kota administratif, Aan sempat ditawari langsung oleh pemimpin daerah saat itu untuk bergabung dalam pemerintahan. Namun, dengan keteguhan hati, ia memilih tetap menjadi seniman. Baginya, seni adalah jalan hidup, bukan sekadar profesi. “Saat banyak orang tergoda jabatan dan kekuasaan, Aan tetap pada pendiriannya. Dia memilih seni. Dan saya sangat menghargai itu. Karena memang, sejak kecil, dia hidup dengan seni, dan saya rasa akan terus begitu ,” ujar Uda Gedys.

Kini, Aan Sapoetra Bima tak hanya dikenang sebagai seniman, tetapi juga sebagai tokoh budaya Bima yang telah membawa nama daerahnya harum dalam berbagai ajang, baik lokal maupun nasional. Kisah hidup dan dedikasinya menjadi inspirasi bagi generasi muda Bima untuk mencintai dan melestarikan budaya sendiri. (TN – 04)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: