HomeKota BimaPendidikan

60 Peserta Ikuti Diklat Pengembangan Kurikulum Merdeka Pendidikan Kesetaraan

Nampak kegiatan Diklat bagi lembaga kesetaraan yang digelar Bidang PNFI, dibuka secara resmi Sekretaris Dikpora Kota Bima Muhlis.

KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Pendidikan Kesetaraan merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada warga negara yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal di sekolah. Pendidikan non formal sendiri menurut UU dan Peraturan Pemerintah RI tentang pendidikan menyatakan bahwa pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau satuan sejenis lainnya.

Melihat berbagai tantangan yang terjadi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencoba untuk melakukan upaya pemulihan pembelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan Kemendikbudristek guna mengatasi permasalahan yang ada ialah mencanangkan Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka merupakan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Untuk mendukung hal tersebut, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima melalui Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pengembangan kurikulum meredeka pendidikan kesetaraan pada SKB dan PKBM se Kota Bima, yang diikuti oleh 60 peserta yang merupakan keterwakilan dari 20 lembaga (1 SKB dan 19 PKBM), unsur turor kesetaraan, pamong belajar (unsur SKB) dan operator. Kegiatan tersebut berlangsung selama satu hari, Kamis (02/11/2023) di Aula SKB Kota Bima.

Kegiatan Diklat pengembangan kurikulum meredeka bagi pendidikan kesetaraan tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dikpora Kota Bima Drs. Muhlis, dalam sambutannya Muhlis menyampaikan agar peserta yang mengikuti Diklat ini agar bisa memanfaat platform merdeka belajar, manfaatkan akun belajar id, harapannya.

Kata Muhlis, Platform Merdeka Mengajar dibangun untuk menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.

Sedangkan belajar.id, Pemerintah telah menyiapkan akun layanan pembelajaran elektronik melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan memberikan akses kepada pendidik, siswa, dan staf ke akun elektronik yang disebut belajar.id. Selain itu juga bebas biaya. Akun pembelajaran yang dibuat dalam bentuk akun Google, khususnya akun Google Suite for Education, nantinya akan diubah menjadi Google Workspace For Education dan akan memberikan banyak entitas pendukung pembelajaran seperti Google Classroom, Google Meet, Google Drives, Google Docs, Google Sheets, Google Slides, Google Formulir, Google Kalender, dll. Pembelajaran digital ini sangat berguna bagi para pendidik.

Tujuan dari akun belajar.id adalah dengan memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran satuan pendidikan dan meningkatkan konektivitas antar layanan pembelajaran, jelasnya didampingi Kasi PTK PNFI Arif Rahmansyah, S. Pd, Sri Astuti Handayani, SE, MM (Kasubbag Keuangan), Drs. Abdul Haris dan Intan Sari, M. Pd (Narasumber).

(TN – 01/Advetorial)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0