HomeUncategorized

SDN 22 Jatibaru Gelar Festival Kurikulum Merdeka Panen Karya dan Pentas Seni

Kepsek, dewan guru dan 24 siswa angkatan ke-70 Tahun 2024.

KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Sekolah Penggerak SDN 22 Jatibaru Kota Bima Sabtu (25/05/2025) menggelar Festival Kurikulum Merdeka Panen Karya dan Pentas Seni yang dirangkaikan dengan Khataman Al Qur’an bagi siswa Kelas VI sebanyak 24 siswa sekaligus Angkatan Ke-70. Pada kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima yang diwakili Kabid Dikdas Muhammad Humaidin, M. Pd, Korwas Pendidikan Abd. Salam, S. Pd, Lurah Jatibaru, Kepala SMPN 11 Kota Bima, dan beberapa Kepala Sekolah SD di Kecamatan Asakota.

Dalam laporannya Ketua Panitia Ahyadin, S. Pd siswa Kelas VI Tahun Pelajaran (Tapel) 2023/2024 ini adalah sejumlah 24 siswa, dan kegiatan ini terlaksana atas kerjasama dari seluruh elemen wali murid dan dewan guru. “Sebelumnya siswa Kelas VI sebelumnya hanya 23 siswa saja, namun ada pindahan dari sekolah lain 1 orang, sehingga yang tamat Tahun 2024 ini sebanyak 24 siswa,” singkatnya.

Raodah, S. Pd, ini rangkaian festival kurikulum merdeka dan kegiatan ini akan di videokan untuk di kirim ke pusat (Kemendikbud dan ristek). “SDN 22 Jatibaru dulu adalah sekolah yang kumuh dan sekolah pinggiran sungai. Tapi sekarang sekolah ini setara dengan sekolah lain yang ada di jantung kota,” ujarnya dengan nada semangat.

Dalam sambutan tunggal, Kabid Dikdas Muhammad Humaidin dalam sambutannya singkatnya, mari kita belajar dan berbagi maksudnya seperti kegiatan yang ada di SDN 22 Jatibaru hari ini, agar dirigen (pemandu lagu Indonesia Raya), pembaca doa dan pembawa acara (MC), agar menampilkan anak-anak (siswa) saja. Jadi sangat diharapkan bagi sekolah yang mengadakan kegiatan festival Kurikulum Merdeka seperti ini untuk mengarahkan para siswa saja. “Pendidikan bisa maju apabila kolaborasi antara sekolah, orang tua dan masyarakat, itu kata kunci utamanya,” ujarnya.

Sebagai motivasi bagi anak-anak ini sebagai generasi bangsa, Kabid Humaidin juga mengharapkan kepada Pemerintah Kelurahan (Lurah) di kelurahan masing-masing untuk gunakan anak ini setiap acara pemerintahan dan kemasyarakatan. Seperti tari penjemputan tamu maupun hajatan pernikahan, bisa menggunakan sanggar seni tari di sekolah yang ada dikelurahannya untuk menampilkan Tari Bongi Monca maupun tari kreasi lainnya. “Itu-lah kata kunci kolaborasi yang saya maksud, sekolah – orang tua dan masyarakat saling bekerjasama,” urainya sembari menyerah piagam penghargaan kepada Kepsek Raodah sebagai tanda sekolah yang sudah mengelar festival kurikulum merdeka.

Humaidin juga menyampaikan stop perundingan dan bullying didalam lingkungan sekolah, makanya maksud dan tujuan pemerintah untuk memasang paving blok di seluruh sekolah, agar sekoah itu aman dan nyaman. “Sudah tidak ada lagi prosesi wisuda dan pelepasan bagi siswa yang lulus, tapi yang benar adalah festival Kurikulum Merdeka,” tutup sambil menyarankan pada acara seperti ini tidak banyak sambutan, akan tetapi mari kita menyaksikan pentas seni anak-anak dan mengunjungi stand panen karya yang disediakan pihak sekolah.

Terpantau oleh media ini para siswa sebelum menunjukkan kebolehannya, terlebih dahulu Khataman Al Qur’an bagi 24 siswa Kelas VI. Dilanjutkan dengan tampilan Tari Bongi Monca (penjemputan tamu dan sekaligus pembuka acara), Tari Tiba-Tari, Fashion Show, penyampaian kesan dan kesan, lagu perpisahan.

Selanjutnya acara di akhiri dengan pengalungan kalung kenang kenangan bagi siswa Kelas VI Angkata Ke-70 dan ini bukan pengalungan kelulusan. (TN – 01)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0