HomeKota BimaAdvetorial

Balon Harus Dari Guru Profesional, H. Dahyar Adalah Figur Yang Cocok Jadi Ketua PGRI

Mantan Kabid Dikdas Gufran

Oleh Gufran AH, S.Pd., M.Si

PGRI merupakan Organisasi guru, PGRI itu sendiri merupakan singkatan dari Persatuan Guru Republik Indonesia. Untuk itu, calon Ketuanya sebaiknya harus dari kalangan guru maupun pengawas pendidikan baik dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Sosok Bakal Calon (Balon) Ketua dari organisasi guru diharapkan dapat memahami karakter guru sebagai guru yang profesional, bukan yang merasa dirinya hebat dan mengedepankan egoisme atau merasa diri pintar sendiri sehingga menganggap orang lain tidak ada apa-apanya atau dianggap tidak mampu menjelang Reorganisasi kepengurusan PGRI Kota Bima.

Kedepannya nanti guru akan dihadapkan dengan persoalan yang serius tentang kemajuan Tekhnologi dan Informasi (TI) yang serba digital. Jadi ini harus di imbangi dengan kualitas SDM bagi guru, apalagi menyangkut jenjang karir dan pangkat guru, jika tidak mampu menulis karya ilmiah maka pangkatnya akan mentok di golongan III/b. Syarat umum menjadi pengurus PGRI, menurut Bab VIII Pasal 25 Ayat 1 huruf CART terbaru Kongres XII/2019, pengurus PGRI adalah anggota PGRI yang telah membuktikan peran serta aktif dalam kepengurusan dan atau terhadap organisasi.

Sementara persyaratan khusus pada ART Bab VIII Pasal 25 Ayat 2 huruf a “berbunyi”, pernah duduk dalam kepengurusan pada tingkat yang sama atau paling rendah dua tingkat dibawahnya kecuali untuk pengurus PGRI Cabang (Tingkat Kecamatan) khusus dan Ranting (Tingkat sekolah). Program kenaikan pangkat di rasa paling urgen karena guru merasakan kesulitan saat pengurusan berkas persyaratan kenaikan pangkat itu, sehingga guru merasa enggan dan kurang semangat setiap akan mengurus kenaikan pangkat dimaksud.


Salah satu syarat yang dirasakan sulit bagi para guru di Kota Bima ini adalah penelitian tindakan kelas (PPK) termasuk pada saat pembuatan jurnal dan artikel. Sehingga untuk menjawab tantangan di atas, maka kandidat bakan calon ketua PGRI Kota Bima Drs. H. Dahyar-lah yang akan bisa menjawab kesulitan itu dan yang bersangkutan sangat berkomitmen jika para guru memberikan mandat terhadap dirinya menjadi Ketua PGRI Kota Bima Periode 2020 – 2025 terpilih. “H. Dahyar berencana akan mengawal program seperti menfasilitasi adanya pelatihan yang mengarah pada perbaikan kompetensi guru, sehingga bisa di pakai untuk syarat kenaikan pangkat,”.

Apapun yang mengarah pada ke mudahan bagi guru dalam mengurus nasibnya terutama pada pengurusan kenaikan pangkat. H. Dahyar nantinya akan memberikan kemudahan dalam proses pengajuan administrasi dan tidak adalagi yang lolos atau tidaknya berkas, karena sesungguhnya kebijakan itu memang ada pada tim penilaian PAK.

Saat ini banyak guru yang tidak memiliki sertifikat pelatihan atau seminar sebagai bentuk pengembangan diri, sebab memang tidak pernah guru mendapatkan kesempatan untuk ikut dan itupun kalau di tunjuk, sementara jumlah jenjang pendidikan mulai dari SD dan SMP negeri dan swasta di Kota Bima puluhan sekolah. Lantas mengapa dalam mengutus para guru tidak fariatif padahal seminar atau warshop penting diikuti oleh para guru, karena tujuanya adalah meningkatkan kopetensi dan kemampuan.


Selain itu ada relaksasi psikologis guru dengan dunia luar, PGRI nantinya akan menjadi garda terdepan dalam mendorong dan bekerja sama dengan dinas tehnik dan tetap bersinergis dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dalam hal ini Walikota Bima, DPRD Kota Bima dan BAPPEDA Kota Bima serta PGRI akan menjadi fasilitator. Visi misi H. Dahyar kalaupun Allah mentakdirkannya menjadi Ketua PGRI Kota Bima, program H. Dahyar cukup jelas dan terarah serta terukukur sehingga nantinya akan banyak pelatihan yang bakal di usung oleh pengurus PGRI dibawah komando H. Dahyar

H. Dahyar saat pembinaan di SDN 49 Rabangodu Selatan
H. Dahyar didampingi Kepsek SDN 49 Rabangodu Selatan, Mujadid, S.Pd.I saat itu H. Dahyar turun melakukan pembinaan disekolah setempat

 

 Jika H. Dahyar di berikan mandat untuk memimpin PGRI lima tahun kedepan, pelatihan dalam peningkatan kompetensi mengajar, pembuatan penelitian tindakan kelas (PTK) dan juga pelatihan IT, seminar dan workshop yang tidak kalah pentingnya lagi adalah pelatihan pengelolaan manajemen BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang sasarannya pada Kepala Sekolah (Kepsek) dan Bendahara BOS.

Selain program kenaikan pangkat, H. Dahyar juga akan berencana menyusun program dan semuanya akan dilibatkan untuk menjalin komunikasi antar pengurus ranting, pengurus cabang dan pengurus Kota Bima agar tidak terjadi miskomunikasi dalam berbagai kegiatan program dimulai di susun dari bawah terutama pada ranting dan cabang.


Untuk akuntabilitas publik perihal keuangan H. Dahyar bakal akan transparan soal anggaran yang nantinya digunakan sebagai kegiatan operasional PGRI Kota Bima seperti menyelenggarakan kegiatan HUT PGRI, jalan sehat, hingga agenda pelatihan-pelatihan dan komitmen harus ada pelayanan santunan bagi anggota PGRI yang mengalami musibah seperti kecelakaan dan kematian serta wajib hukumnya untuk bekerja sama, bahu membahu sebagai ikatan profesi guru sebagai sebuah pilihan dari keteladanan.

Selain itu, H. Dahyar selaku Pengawas Pendidikan juga dalam jabatan lainnya, sebagai ketua di dua koperasi guru selama 25 tahun terbukti tidak pernah nampak cacat, justru maju dengan pesat dan memiliki aset miliaran rupiah. PGRI Kota Bima kedepannya harus ada perubahan dan membangun kemitraan dengan pemerintah. “Wajib hukumnya dan tidak ada tawar menawar untuk bermitra dengan pemerintah, karena rohnya PGRI ada di pemerintah sebab anggotanya adalah guru mulai dari ranting, cabang hingga ke PD PGRI Kota Bima,”.

Selain itu balon ini dianggap berkomitmen untuk mendukung visi misi pemerintah khususnya pada bidang pendidikan. Pengawas SD yang di kenal tegas dan dermawan ini, juga berencana akan memfasilitator dan mediator bagi guru wiyata (honorer) dan layak di perhatikan juga karena sudah membantu dalam memenuhi kebutuhan tenaga pendidik di sekolah, guru PNS di Kota Bima jumlahnya masih belum imbang bila di bandingkan dengan kebutuhan yang ada seiring dengan banyaknya guru-guru PNS yang masuk purna tugas atau pensiun, sehingga saat ini terjadi kekurangan guru PNS.


Mengantisipasi hal itu, maka guru honor daerah atau K-II (Kategori Dua), tenaga kontrak dan suka rela masih di butuhkan dan nasibnya harus di perhatikan karena mereka juga memiliki tanggung jawab mengajar dan administrasi. Sehingga harus selalu bermitra dan senantiasa berkoordinasi, komunikasi dan konsultasi dengan pimpinan daerah dan dinas terkait mengenai tunjangan kesejahteraan bagi guru honorer sesuai mekanisme yang berlaku.

Seorang H. Dahyar nantinya, akan membangun kerjasama dengan stake holder yang senantiasa selalu ada, baik bersama Dewan Pendidikan, K3S (Kelompok Kepala Sekolah) Tingkat SD, MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Tingkat SMP. Pesan Aspirasi untuk kemajuan PGRI agar kedepannya harus ada perubahan dan lebih maju lagi, sementara bagi para calon kandidat untuk berkompetisi secara fait dan sehat dengan gaya masing-masing tanpa membicarakan kekurangan orang lain karena kita manusia yang tidak sempurna, sebab musuh satu terlalu banyak, berteman seribu terlalu sedikit.


Penulis : Gufran AH, S.Pd., M.Si (Mantan Kabid Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bima dan kini sebagai Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kota Bima)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0