HomeKota BimaPendidikan

O2SN Kota Bima Dihadang Anggaran Minim, GSI Terpaksa Dikorbankan

Kepala Bidang Pora, Munawar M. Pd. (Tengah) saat pimpin rapat.

KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Persiapan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kota Bima menghadapi tantangan serius. Bidang Pemuda dan Olahraga (Pora) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima menggelar rapat persiapan O2SN sekaligus technical meeting cabang olahraga pencak silat dan karate pada Selasa, 10 Juni 2025 di aula Rapat Dikpora Kota Bima.

Rapat ini mengemuka fakta bahwa keterbatasan anggaran provinsi berpotensi menghambat keikutsertaan perwakilan Kota Bima di tingkat provinsi.

Rapat yang dipimpin oleh Kepala Bidang Pora, Munawar M.Pd., berlangsung sederhana dan singkat. Tata tertib, penilaian, dan skor sudah tertera jelas sesuai standar dan ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara pusat dan provinsi. Namun, rapat sempat diskors selama 30 menit menunggu konfirmasi dari panitia provinsi terkait jumlah peserta yang akan dikirim per kabupaten/kota.

Informasi yang diterima dari provinsi cukup mengejutkan. Semula, draft ketentuan menyebutkan 2 putra dan 2 putri akan dikirim dari masing-masing jenjang SD dan SMP. Namun, karena alasan efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah pusat, jumlah peserta yang diizinkan hanya 1 putra dan 1 putri per jenjang.

Kabid Pora Munawar M.Pd. menyampaikan bahwa efisiensi anggaran juga sangat terasa di lingkup bidang Pora Kota Bima. Tahun ini, hanya ada tiga kegiatan utama yang dapat dilaksanakan: seleksi Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) dan Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang sudah terlaksana, serta O2SN dan Gala Siswa Indonesia (GSI) yang akan segera menyusul.

Demi O2SN, GSI Berpotensi Ditiadakan

Keterbatasan anggaran menjadi masalah krusial. Anggaran yang tersedia tidak cukup untuk mengutus wakil O2SN ke tingkat provinsi yang akan digelar pada bulan Agustus mendatang. Satu-satunya jalan keluar agar O2SN tetap bisa berjalan hingga tingkat provinsi adalah dengan meniadakan GSI tahun ini, sehingga anggarannya bisa dialihkan untuk O2SN. “Terpaksa GSI dikorbankan karena O2SN terlanjur sudah dimulai. Tidak mungkin sudah dilaksanakan tingkat kota tapi tingkat provinsi tidak. Bagaimana perasaan anak-anak yang sudah bersusah payah tapi tidak ada tindak lanjut?” ujar Munawar M.Pd.

Ia menambahkan bahwa alternatif lain, seperti patungan anggaran dari pihak sekolah dan orang tua, sangat sulit dilakukan karena akan memberatkan.

Meski diterpa masalah anggaran, antusiasme peserta O2SN di Kota Bima tetap tinggi. Tercatat 13 peserta SD dan 8 peserta SMP untuk cabang karate, serta 12 peserta SD dan 8 peserta SMP untuk cabang pencak silat siap berkompetisi.

Situasi ini menyoroti dilema yang dihadapi daerah dalam menyelenggarakan event olahraga dan pendidikan di tengah keterbatasan anggaran. Akankah solusi pengorbanan GSI ini menjadi jalan terbaik demi yg kelangsungan O2SN bagi para siswa berprestasi di Kota Bima. (TN – 02)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: