
Peserta pelatihan guru tentang Inklusif di SDN 19 Rabangodu Utara, usai Pembukaan oleh Sekdis Humaidin langsung foto bersama dengan Pegawas Pembina Suaedy.
KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Jadi pendampingan terhadap siswa inklusif bisa menjadi solusi pemenuhan jam mengajar sertifikasi Guru, demikian yang disampaikan Kepala SDN 19 Rabangodu Utara Kota Bima Gufran, S. Pd.I pada media ini Rabu (02/07/2025) dihalaman sekolahnya.
Pemenuhan jam sertifikasi guru bisa dilakukan dengan menjadi pendamping siswa inklusif. Guru yang memenuhi persyaratan dan ditugaskan sebagai pendamping siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dapat memperhitungkan jam mengajarnya sebagai bagian dari jam sertifikasi. Guru Pendamping Khusus (GPK) adalah guru yang memiliki tugas khusus untuk mendampingi dan memberikan layanan pembelajaran kepada siswa berkebutuhan khusus (inklusi).
Sehingga Pemenuhan Jam Sertifikasi:
Guru yang memenuhi kualifikasi dan ditugaskan sebagai GPK dapat memperhitungkan jam kerjanya sebagai bagian dari pemenuhan jam mengajar yang dipersyaratkan untuk sertifikasi. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 15 Tahun 2018: “Permendikbud ini mengatur tentang beban kerja guru dan kepala sekolah. Pasal 6 ayat (2) menyebutkan bahwa jam kerja guru, termasuk guru pendamping khusus, dihitung berdasarkan tatap muka di kelas.
Pasalnya, pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan belajar bagi semua siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus, dalam satu lingkungan belajar yang sama.
Dengan demikian, menjadi guru pendamping siswa inklusif tidak hanya memberikan kontribusi positif bagi pendidikan inklusif, tetapi juga menjadi cara bagi guru untuk memenuhi persyaratan jam sertifikasi.
Berdasarkan aturan diatas, kata Gufran, Nah, untuk mendukung program dan tantangan tersebut, sekolah yang dipimpinnya selama 4 hari kedepan menggelar pelatihan bagi guru untuk peningkatan kemampuan dalam pembelajaran dan penanganan siswa Inklusif hingga Sabtu (05/07/2025) dengan melibatkan nara sumber hebat dan tenaga ahli terkait.
Kegiatan ini juga sebagai wadah dalam pemenuhan syarat sertifikasi, supaya guru disini punya dasar ketika menanggani siswa atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) nantinya tahu tentang ciri-ciri siswa ABK seperti diantaranya hiper aktif dan sejenisnya. “Sudah jelas setiap sekolah saat ini menerima siswa baru, sehingga sekolah tidak tahu siswa yang masuk nanti, apakah ada yang ABK (Inklusif). Jadi tentunya sekolah tidak boleh menolak, apalagi mengarahkan siswa maupun wali murid untuk daftarkan putra-putrinya di Sekolah Luar Biasa (SLB),” ucapnya.
Alhasil dari pada pelatihan guru ini tentu setidaknya akan memahami secara umum untuk pendampingan bagi siswa inklusif. Tentu saja untuk memfonis siswa tersebut tergolong ABK, maka harus ada proses asesmen sebelumnya yang dilakukan (pemeriksaan) oleh guru BK yang bekerjasama dengan Puskesmas terdekat dan akan mendatangkan tim ahlinya juha. Hal ini juga sangat diharapkan kejujuran dari wali murid tentang kondisi anaknya yang sebenar-benarnya.
Gufran menambahkan pelatihan guru ini diikuti oleh 50 orang tenaga pendidik dari SDN 19 Rabangodu Utara sendiri, selama 4 hari pelatihan ini guru akan mendapatkan pengetahuan dasar dari para nara sumber yang merupakan tenaga ahli Inklusif.
Sementara dalam sambutan singkatnya Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima Muhammad Humaidin, M. Pd sekaligus membuka kegiatan tersebut menyampaikan, kita berharap sekolah itu aman dan nyaman, dan tidak hanya dirasakan oleh siswa yang normal saja, akan tetapi hal itu juga harus dirasakan oleh siswa inklusif. “Jadi sekarang disekolah tidak ada lagi lebel siswa itu pintar dan cerdas,” ujar Madi sapaan sekdis ini didampingi Pengawas Pembina Suaedy, S. Pd.
Kata Masi, setelah penerimaan siswa baru ini atau siswa Kelas 1, semua siswa harus di asesmen (di cek seluruh kesehatan dan sebagainya) dan orang tua harus jujur, jadi wali murid juga harus menyampaikan tentang kondisi anak-anaknya. “Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi guru di SDN 19 Rabangodu Utara tentunya dan terimakasih kepada kepala sekolah sudah mengawali kegiatan yang bermutu ini,” apreasiasinya.
Adapun 4 narasumber hebat asal SLB Negeri 1 Kota Bima ini, yakni (1) Nur Inaya, S. Pd., M. Pd satu hari full Rabu (02/07) menyampaikan tentang pengantar pendidikan inklusif dan keberagaman kondisi anak serta perkembangan anak dan teori belajar. (2) Nurhidayati, S. Pd Kamis (03/07) tentang perkembangan dan gangguan bicara – bahasa. (3) Ulul Albab, S. Pd Jumat (04/07) tentang asesmen psikoedukasi dan asesmen belajar serta anak dengan gangguan perkembangan spektrum autisme dan penyusunan program pembelajaran individu, dan terakhir (4) Adimansyah, S. Pd pada Sabtu (05/07) menyampaikan tentang anak dengan gangguan Hiperaktivitas dan anak dengan kesulitan belajar spesifik dan lamban belajar. (TN – 01/Advetorial)
COMMENTS