Kerajaan Dompu adalah sebuah kerajaan kuno di timur nusantara yang memiliki peta kekuasaan misterius pada Abad 14 hingga sebelum Abad 17.
Diduga bahwa selama Abad 14 sampai sebelum Abad 17 peta Kerajaan Dompu di Pulau Sumbawa meliputi setengah dari keseluruhan pulau besar di Nusa Tenggara Barat itu.
Tidak seperti peta kerajaan Dompu di Abad 17 – 20 yang menyisakan sedikit daerah kekuasaan, peta kekuasan kerajaan ini di Abad 14 – 16 ternyata lebih luas dari yang kita kira.
Di Abad 14, Kerajaan Dompu tercatat beribukota di Negeri Tonda yang terletak tak jauh dari Woja dan Riwo di pesisir barat Teluk Cempi.
Di ibu kota inilah pusat pemerintahan Kerajaan Dompu dilangsungkan dan ke ibu kota inilah serangan Kerajaan Majapahit terhadap Kerajaan Dompu pada tahun 1357 M diarahkan.
Dari arah mana serangan Majapahit datang masih diperdebatkan, namun melihat letak georafis Negeri Tonda maka dapat diduga bahwa serangan itu dilancarkan dari arah Teluk Cempi
Serangan tersebut kemungkinan datang dari arah barat menyusuri pesisir selatan Pulau Sumbawa hingga berlabuh di Teluk Cempi.
Di mana persisnya lokasi pendaratan pasukan Majapahit ini masih misteri, namun keberadaan Desa Daha di timur Teluk Cempi barangkali bisa memandu kita menemukan jawabannya.
Nama Daha sendiri sangat identik dengan Daha di Jawa yang pernah menjadi ibu kota Kerajaan Kediri yang ditaklukkan oleh Kerajaan Singhasari.
Singhasari merupakan kerajaan yang berdiri sebelum Majapahit, sedangkan Majapahit sendiri merupakan kelanjutan dari Singhasari dan mewarisi wilayah kekuasaannya.
Eksistensi nama Daha di Dompu menimbulkan dugaan kuat bahwa pada saat serangan ke Dompu, Majapahit membawa banyak pasukan yang berasal dari Daha (Kediri).
Dan setelah penaklukan Dompu di Abad 14 itu, tampaknya orang-orang Daha ini memilih menetap dan mendirikan pemukiman di pesisir Teluk Cempi.
Terkait luas wilayah kekuasaan Kerajaan Dompu pada Abad 14 tersebut, barangkali sampai hari ini belum ditemukan data pastinya.
Akan tetapi kita tetap dapat memperkirakan luas wilayah Kerajaan Dompu di Abad 14 itu dengan melakukan interpretasi terhadap informasi dari kitab Pararaton.
Pararaton mengistilahkan serangan Majapahit ke Kerajaan Dompu dengan nama Ekspedisi Padompo, ekpedisi mengalahkan Dompu.
Penggunaan terminologi Padompo menunjukkan bahwa kerajaan yang dominan di Pulau Sumbawa pada saat itu adalah Kerajaan Dompu.
Hal itu juga dapat berarti bahwa Kerajaan Dompu menguasai sebagian besar atau mayoritas dari wilayah di Pulau Sumbawa.
Berdasarkan data sejarah, wilayah Kabupaten Dompu saat ini merupakan bekas wilayah Kesultanan Dompu di masa lalu.
Kesultanan Dompu sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Dompu setelah Raja La Bata Na’e atau Sultan Syamsuddin Rumata Mawa’a Tunggu masuk Islam.
Selain wilayahnya yang sekarang menjadi Kabupaten Dompu, menurut catatan Belanda terdapat wilayah-wilayah lain yang ternyata pernah menjadi milik Kerajaan Dompu.
Laporan Cornelis J. Speelman pada tahun 1969 berjudul Notitie Dienende mencatat bahwa Kerajaan Sanggar dan Kerajaan Pekat merupakan kerajaan bawahan Dompu.
Kemudian catatan Belanda dan buku karya bangsawan Sumbawa Lalu Manca juga mencatat bahwa wilayah Empang, Kabupaten Sumbawa dulu merupakan milik Dompu.
Selain itu, di masa Sultan Abdul Hamid Ahmad (1667-1697) Dompu pernah mengklaim bahwa dahulunya Kerajaan Tambora pernah menjadi wilayah milik Dompu.
Dompu juga mengklaim wilayah Bolo, Kabupaten Bima pernah berada dalam kekuasaannya dan diberikan kepada Bima karena suatu sebab.
Jika kita menggabungkan berbagai data dan klaim tersebut, maka wilayah Kerajaan Dompu di abad ke-14 kemungkinan terbentang dari Empang ke Bolo.
Jadi pada saat Majapahit menyerang di abad ke-14, saat itu Kerajaan Dompu dengan wilayah utamanya Woja, Hu’u, Nowa, Saneo, Kempo, dan Kilo dengan kerajaan bawahannya yaitu Bolo, Sanggar, Pekat, Tambora dan Empang.
Wilayah Kerajaan Dompu ini sedikit demi sedikit berkurang seiring berjalannya waktu, ada yang direbut kerajaan lain dan ada juga yang melepaskan diri dari Dompu. (***)
Sumber: Hans Hagerdal, Held’s History of Sumbawa, 2017.
COMMENTS