![]() |
Fasilitator Daerah Zainuddin (Kanan) dan Kepala SMPN 4 Kobi Ida Asriaty Nur, S.Pd (Tengah) sedang pemaparan judul saat IN 2 SPMI. |
Kota Bima, Tupa News.- SMP Negeri 4 Kota Bima telah usai melaksanakan Inservice (IN) 1 pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang di selenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTB pada 19 – 20 Oktober 2020 lalu yang imbas ke sekolah lain seperti : SMPN 3 Kobi, SMPN 8 Kobi, SMPN 11 Kobi, SMPN 15 Kobi dan SMP IT Imam Syafi’i Kota Bima.
Kini Sabtu (12/12/2020) di Aula SMPN 4 Kobi berlangsung pendampingan Inservice (IN) 2 bersama Fasilitator Daerah (Fasda) Kota Bima Zainuddin, S.Pd., M.Pd di dampingi Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 4 Kobi Ida Asriaty Nur, S.Pd. Dalam pendampingan IN 2 Kepsek Ida Asriaty Nur memaparkan /diseminasi Best Practice Implementasi SPMI pada sekolah imbas dengan tema pemberdayaan siswa penggerak dan Blended Learning untuk meningkatkan proses dan hasil belajar sisiwa di era Pandemi Covid-19 pada SMPN 4 Kobi.
Pada penjabaran Kepsek Ida Asriaty Nur mengatakan pemerintah memiliki program guru penggerak dan sekolah kami merespon program tersebut dengan membentuk guru penggerak dan siswa penggerak, hal ini dapat menjadi inovasi dan hal baru bagi sekolahnya. Pasalnya, peran siswa sebagai penggerak bisa memediasi serta membantu siswa yang tidak mengerjakan tugas secara Daring (tatap maya) maupun Luring (tatap muka). Biasanya siswa yang tidak mengerjakan tugas itu sangat sungkan ketika di datangi oleh guru mata pelajarannya, tetapi apabila di datangi oleh temannnya selaku siswa penggerak maka berbeda pendekatannya. “Siswa penggerak ini merupakan siswa pilihan yang memiliki kemampuan akademik di atas teman lainnya di sekolah ini. Jadi mereka (Siswa penggerak) merupakan siswa pilihan, ujar kepsek Ida Asriaty Nur di hadapan peserta sebagai sekolah imbas.
Lanjut kepsek Ida, terkait kunjungan siswa penggerak ini di kediaman para siswa lainnya yang tidak mengerjakan tugas, tentu saja tetap mengedepankan protokoler kesehatan. Apabila siswa yang belum aktif tersebut berada di kelurahan zona merah Covid-19, maka siswa tersebut tidak akan di kunjungi untuk sementara waktu dan tetap melakukan pembelajaran secara Daring, dengan sebelumnya di hubungi via telepon seluler sebagai pola pendekatan secara person agar bisa memaksimalkan pembelajan di era pandemi ini.
Kini Sabtu (12/12/2020) di Aula SMPN 4 Kobi berlangsung pendampingan Inservice (IN) 2 bersama Fasilitator Daerah (Fasda) Kota Bima Zainuddin, S.Pd., M.Pd di dampingi Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 4 Kobi Ida Asriaty Nur, S.Pd. Dalam pendampingan IN 2 Kepsek Ida Asriaty Nur memaparkan /diseminasi Best Practice Implementasi SPMI pada sekolah imbas dengan tema pemberdayaan siswa penggerak dan Blended Learning untuk meningkatkan proses dan hasil belajar sisiwa di era Pandemi Covid-19 pada SMPN 4 Kobi.
Pada penjabaran Kepsek Ida Asriaty Nur mengatakan pemerintah memiliki program guru penggerak dan sekolah kami merespon program tersebut dengan membentuk guru penggerak dan siswa penggerak, hal ini dapat menjadi inovasi dan hal baru bagi sekolahnya. Pasalnya, peran siswa sebagai penggerak bisa memediasi serta membantu siswa yang tidak mengerjakan tugas secara Daring (tatap maya) maupun Luring (tatap muka). Biasanya siswa yang tidak mengerjakan tugas itu sangat sungkan ketika di datangi oleh guru mata pelajarannya, tetapi apabila di datangi oleh temannnya selaku siswa penggerak maka berbeda pendekatannya. “Siswa penggerak ini merupakan siswa pilihan yang memiliki kemampuan akademik di atas teman lainnya di sekolah ini. Jadi mereka (Siswa penggerak) merupakan siswa pilihan, ujar kepsek Ida Asriaty Nur di hadapan peserta sebagai sekolah imbas.
Lanjut kepsek Ida, terkait kunjungan siswa penggerak ini di kediaman para siswa lainnya yang tidak mengerjakan tugas, tentu saja tetap mengedepankan protokoler kesehatan. Apabila siswa yang belum aktif tersebut berada di kelurahan zona merah Covid-19, maka siswa tersebut tidak akan di kunjungi untuk sementara waktu dan tetap melakukan pembelajaran secara Daring, dengan sebelumnya di hubungi via telepon seluler sebagai pola pendekatan secara person agar bisa memaksimalkan pembelajan di era pandemi ini.
![]() |
Peserta Imbas SMPN 4 Kobi dari 5 sekolah lainnya saat mendegar memaparan IN 2 SPMI Sabtu (12/12/2020). |
Selain itu, guru yang ada di sekolah ini alhamdulillah berdomisili di kelurahan yang berbeda-beda sesuai dengan keluharan tempat siswa berdomisili Sehingga di era pandemi ini, para siswa belajar berkelompok secara Luring dengan guru-gurunya di Rumah Belajar (rumah guru) yang ada di kelurahannya masing-masing dengan menggunakan protokoler kesehatan. Hal yang sama juga apabila di kelurahan gurunya tersebut zona merah Covid-19, maka pembelajaran secara tatap muka dan berkelompok itu di hentikan sementara dan tetap di lakukan secara Daring.
Untuk pembelajaran secara Daring kepada siswa yang tidak memiliki henpon berbasis android, pihak sekolah selain mempercayakan pada siswa penggerak juga melakukan pendekatan dan menghimbau kepada siswa yang memiliki henpon berbasis android untuk menyampaikan tugas-tugas pembelajaran tersebut kepada siswa lainnya yang tidak memiliki henpon dimaksud. “Siswa mana saja tidak aktif mengerjakan tugasnya di era pandemi ini akan di data oleh guru penggerak maupun siswa penggerak setelah ada laporan dari guru mata pelajaran maupun dari wali kelasnya masing-masing,” beber Ida Asriaty Nur.
Untuk pembelajaran secara Daring kepada siswa yang tidak memiliki henpon berbasis android, pihak sekolah selain mempercayakan pada siswa penggerak juga melakukan pendekatan dan menghimbau kepada siswa yang memiliki henpon berbasis android untuk menyampaikan tugas-tugas pembelajaran tersebut kepada siswa lainnya yang tidak memiliki henpon dimaksud. “Siswa mana saja tidak aktif mengerjakan tugasnya di era pandemi ini akan di data oleh guru penggerak maupun siswa penggerak setelah ada laporan dari guru mata pelajaran maupun dari wali kelasnya masing-masing,” beber Ida Asriaty Nur.
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Fasilitator Daerah Zainuddin, terkait judul yang menjadi Blended Learning yang di sampaikan sekolah binaannya itu, melalui kepsek Ida Asriaty Nur sangat menarik dan bisa menjadi sebuah inovasi baru bagi sekolah lain. Bahwa keberadaan siswa penggerak tersebut bisa membantu guru untuk melakukan jemput bola untuk melihat kesiapan siswa sekaligus memotivasi siswa lainnya dengan mengunjungi setiap Rumah Belajar yg sudah di tentukan oleh guru saat pembelajaran Luring dan Daring ini. “Terkait best practise/pactek baik yg di sampaikan sekolah Binaan ini akan di nilai pada 15 – 16 Desember 2020 oleh LPMP NTB melalui zoom meeting dengan harapan ada motivasi/peningkatan sistim penjaminan mutu internal dan solusi terbaik untukk memperbaiki raport mutu yang masih kurang sesuai standart Nasional Pendidikan (SNP) khususnya di SMPN 4 Kobi dan sekolah lain pada umumnya, jelas Zainuddin. (TN – 02)
COMMENTS