![]() |
Lokasi depan sekolah, mata air sebelum di gali |
![]() |
Usaha penggalian mata air dengan kedalaman 200 Meter, yang dilakukan secara sederhana dan manual |
Kata, Kepsek Abdi, kebutuhan air yang dihasilkan 10 liter per hari, masih kurang untuk mencukupi kebutuhan menyiram bunga, kamar kecil (WC) dan kebutuhan lainnya, namun hal itu, tidak menjadi kendala bagi mantan guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Kota Bima ini. Pasalnya, para siswa, dewan guru dan pegawainya, setiap hari dari rumah selalu membawah air untuk kebutuhan sekolah, walaupun sebanyak 1 botol ukuran aqua tanggung setiap orangnya.
Kepsek Abdi didampingi Wakasek Bagian Humas Dra. Fauzah, pada Tupa News Sabtu (12/09/2020) mengatakan, upaya dan rasa kegotong royongan para warga belajarnya, ternyata masih belum mampu untuk menutupi kebutuhan air bersih bagi sekolahnya. Sehingga langkah dan strategi berikutnya, yakni membeli Tandem besar berisi 1100 liter air, untuk penampungan air sebagai langkah untuk mencukupi kebutuhan warga sekolah, sebanyak 190 orang setiap harinya.
“Nantinya, sumber air yang ditampung yang dibeli Rp 50.000/Hari, setiap enam hari, sehingga tetap dilakukan, mengingat kebutuhan air bersih sangat vital, maka sekolah tetap membeli air itu saat ini,” ujar keduanya saat ditemui dihalaman sekolahnya.
Lanjutnya, pihaknya terpaksa menggeluarkan biaya untuk kebutuhan air bersih dengan nilai yang tinggi, dan sumber mata air-pun diambil di sekitar lingkungan sekolah. Berangkat dari itu, pihak sekolah melakukan pendekatan dengan warga masyarakat sekitar, komite sekolah untuk diskusi untuk mencarikan solusi tentang air bersih, untuk SMPN 15 Kota Bima ini.
Nah, hasil diskusi tersebut, warga dan komite sekolah sepakat menggali sumur secara sederhana dan manual, karena pada sekitar bulan September dan Oktober akan datang musim kemarau makin bertambah, maka kebutuhan air juga makin bertambah. Akibatnya, penggalian sumur dimaksud harus dilakukan pada saat ini, sekaligus untuk menggukur kedalaman air saat musim kemarau.
Sambungnya, urung rembuk bersama pihak sekolah itu, warga meminta pada pihak sekolah untuk menyiapkan dana untuk biaya operasional gali sumur yang dilakukan secara bergotong royong dengan masyarakat. Setelah dapat mata air nanti, pihaknya berencana akan menggaliri air tersebut dengan pipa ukuran besar, lalu ditutup kembali, untuk di aliri melalui bak penampungan ukuran 1100 Liter itu.
![]() |
Kepsek SMPN 15 Kobi Abdi, S.Pd |
Kini SMPN 15 Kota Bima yang memiliki potensi, baik dari SDM maupun SDA untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun mimpi Kepsek Abdi bersama dewan guru dan pegawainya, untuk mewujudkan SMPN 15 Kota Bima yang Gemilang (Gerakan Elok Menuju Indonesia Lincah dan Aman Nawacita Guru) yang Berkarakter, Berimtaq, Berprestasi, Berbudaya, Berwawasan Lingkungan, dan Beriptek. Maka untuk mencapai 8 SNI, dirinya yakin dan percaya setapak demi setapak upayakan untuk memenuhi sekolah yang lebih maju dan setara dengan sekolah yanga ada di jantung kota suatu saat pasti akan digapai.
Untuk itu, pihaknya tetap harus menjuarai pada kegiatan akademik maupun non akademik, agar dapat meraih juara dalam lomba-lomba dimaksud, walaupun hanya dalam sebatas mimpi akan tetapi itu, tetap menjadi target pihaknya. “Kami sadar, untuk menata standar prasarana dan yang lain, harus dapat memacu diri dalam meraih prestasi gemilang,” tutup Abdi dan Fauzah. (TN – 03)
COMMENTS