![]() |
Terlihat (bukti) kios dibangun diatas pembuang air (drainase). |
BIMA, TUPA NEWS.- Sejumlah pemuda dan dan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Pemuda dan Mahasiswa Peduli Pembangunan (PPDMPP) Kecamatan Woha Kabupaten Bima akan melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Camat Woha, Rabu besok (31/5/2023).
Aksi tersebut merupakan bentuk keprihatinan mereka terkait dugaan pungli dan pembiaran bangunan liar di atas drainase di Pasar Tente.
Ketua PPDMPP Nurdin mengatakan, dugaan pungli di pasar Tente telah merajalela dan sangat merugikan para pedagang pasar. Selain itu, pemerintah Kecamatan Woha terkesan tutup mata dan membiarkan berdirinya bangunan di atas drainase. “Pungli di Pasar Tente ini sudah sangat keterlaluan. Untuk bisa berjualan, para pedang harus membayar kepada oknum petugas pengelola pasar dengan nilai nominal yang sangat memberatkan. Bahkan sekarang ini telah didirikan pula kios di atas saluran air yang dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp. 15 juta hingga Rp. 25 juta perkios,” papar Nurdin.
Menurut Nurdin, persoalan tersebut telah menimbulkan polemik dan sudah sangat meresahkan. Nasib para pedagang kecil pun semakin memprihatikan karena terus ditindas tanpa bisa melawan.
Atas keprihatinan itu, kata Nurdin, PPDMPP akan melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Camat Woha. Rencananya pihaknya akan menuntut Camat Woha agar segera membongkar bangunan liar dimaksud. “Kami mengumumkan pada pihak terkait agar kami diakomodir, agar kami dipertemukan, dinegosiasi agar tuntutan kami didengar, diterima oleh mereka,” lanjutnya.
Selain itu, tambah Nurdin, PPDMPP juga meminta kepolisian agar menegakkan supremasi hukum, serta memanggil dan memeriksa mereka yang diduga terlibat pungli. Kami juga meminta kepada Kapolres Bima segera menindak para pelaku pungli, karena di kawatirkan dapat terjadi gesekan arus bawah kedepannya bila tetap berlaku pembiaran” ungkapnya.
Nurdin menegaskan, PPDMPP akan terus memperjuangkan nasib pedagang kecil yang terindas. Dalam aksi besok, kata dia, PPDMPP akan menyuarakan tuntutan tersebut. Jika tuntutan tidak respon, pihaknya akan terus melakukan aksi. “Kalau besok itu tidak didengar, selama tuntutan belum dipenuhi, sampai kapanpun kami akan tetap (beraksi), kalau sampai sore pun kami akan aksi sampai tuntutan kami diterima,” ujarnya. (TN – 04)
COMMENTS