HomeKota BimaPendidikan

Ribuan Guru TK/PAUD di Bima-Dompu Belum S-1 PAUD

Amin (baju koko putih dan berkacamata) saat menyerahkan paket lebaran bagi guru Kusuma Bangsa.

KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Hal itu disampaikan oleh Nur Syariful Amin, S. Psi., M. Psi Amin seorang dosen dari Kampus Universitas Nggusu Waru atau disingkat Unswa pada acara Buka Bersama (Bukber) di Lembaga Pendidikan Kusuma Bangsa Kota Bima Rabu (26/03/2025) di sebelah Timur Gerbang Meseum Asi Mbojo.

Menurutnya, keberadaan guru-guru TK dan PAUD di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu (Bima-Dompu) baik di satuan pendidikan swasta dan negeri diperkirakan hampir 2000 lebih guru pada jenjang dimaksud belum berijazah S-1 PAUD dan mereka rata-rata sarjana pendidikan umum dan sarjana pendidikan sesuai Mata Pelajaran (Mapel), ujarnya.

Pasalnya, apabila guru TK/PAUD tidak berijasa S-1 PAUD akan mengalami kendala di Dapodik (Data Pokok Pendidikan), ketika diusulkan dan tidak bisa mendapatkan sertifikasi pula. Maka, dihadapan orang tua siswa Kusuma Bangsa yang menghadiri acara bukber tersebut, dirinya (Amir, red) sapaan akrabnya. Menyampaikan bahwa di kampusnya kini sudah memiliki Program Studi (Prodi) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan penerima mahasiswa baru Tahun 2025 ini adalah Angkatan Ke-3 dan Alhamdulillah mahasiswa-mahasiswinya pada Angkatan 1 dan 2 sudah mencapai 72 orang (60 porsen),” tutur Amir Magister Sosialogi ini sekaligus mempromosikan Kampusnya (Unswa).

Selain itu, kata Amin bahwa pihaknya saat ini sedang mengagas (1) sekolah paratin, (2) Ikatan orang tua dan anak (bonding) dan (3) Peran ayah : untuk laki-laki belajar kedisplinan dan kecerdasan, sedangkan perempuan belajar melihat sosok laki-lagi yang bertanggung jawab.

Hal ini terjadi, setelah berdasarkan penelitian pihaknya bahwa terjadi Antrian panjang di Kantor Pengadilan Agama, yakni terkait persidangan untuk syarat menikah yang belum masuk usai perkawinan seperti usia SMP dan SMA. “Jadi mereka (korban) sudah terpaksa untuk harus melakukan pernikahan. Nah, dengan gagasan di atas maka akan bisa teratasi atau minimalnya menekan (menurunkan) angka pernikahan dini,” terangnya. (TN – 01)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: